Hari ini Dibumi seperti disorga, tiga buah kata yang diambil dalam dari sebuah doa yang diajarkan Kristus bagi manusia. Berikut lengkapnya Doa Bapa Kami
Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Doksologi :Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan
kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.
|
Yukova Nathaniel Kecil |
Doa yang sangat singkat yang Kristus ajarkan memiliki makna yang begitu dalam. Dalam hal ini apa yang sedang saya alami dalam kehidupan ketika kami dihadapkan sesuatu yang berat yakni kehilangan anak kami Yukova Nathaniel untuk menghadap Bapanya yang menciptakan dia. Sorga adalah sebuah tempat dimana Tuhan tinggal, sebuah tempat yang digambarkan sebuah tempat yang indah dan megah tidak ada tanggisan dan bersinarkan kemuliaan Allah Bapa. Ah mungkin banyak yang lebih dapat memberi pengertian sorga secara lebih baik dari pada pengertian diatas. Sedangkan bumi adalah tempat kita berada sekarang ini, tempat dimana ketidakadilan merajalela, kejahatan saling berlomba dengan kejahatan lain, tangisan yang acap kali tercurah dan penindasan yang seringkali terjadi.
Dibumi seperti disorga, wah sepertinya apa yang diajarkan Yesus seperti sebuah kontradiksi bagaimana mungkin?. Semua serba bertolak belakang antara bumi dengan sorga, seperti air dan api bagaimana mungkin menyamakan bumi dengan sorga? Secara manusia tentu hal tersebut tidaklah mungkin karena justru saat ini apa yang ada dibumi semakin merajalela kejahatan, ketidakadilan, kedengkian, penindasan. dan yang pasti semakin keras tangisan orang-orang yang tertindas yang mengalami tindakan-tindakan jahatan dalam dunia. Namun pernyataan dibumi seperti disurga tidaklah menunjukkan sesuatu yang hanya dicerna oleh hikmat manusia namun hikmat rohani, bagaimana mungkin ketika tangisan kami tercurah karena kepergian anak yang dikasihi pernyataan yang Yesus ajarkan tetap nyata dalam kehidupan kami.
|
Ayah & Yukova Nathaniel |
Tiga peristiwa didunia yang bagi saya menjadi suatu yang menjadi titik tolak kehidupan : yang pertama ketika saya meningalkan persekutuan pemuda gereja kemudian mengikatkan diri dengan seseorang wanita ditambah saat itu saya tidak memiliki prioritas dalam kehidupan dan kemudian ditinggalkan. Yang kedua adalah ketika saya sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak yang begitu tampan & lucu yang menjadi kebangga saya kala itu kemudian terjadi sebuah hajaran keras dimana anak yang terkasih divonis Down Syndrome oleh dokter. Peristiwa ketiga adalah ketika anak satu-satunya yang menemani saya selama hampir 5 tahun berlalu ketika saya sedang menikmati masa-masa indah kebersamaan dan anak kami sudah mulai menunjukkan kemandirian yang sangat membanggakan ternyata diminta oleh Tuhan untuk mendapatkan kemuliaan disorga yang sesungguhnya. Dari ketiga peristiwa tersebut sebagai manusia level yang terberat adalah peristiwa ketiga disusul oleh peristiwa kedua kemudian peristiwa pertama, namun apa yang saya rasakan sebagai seorang manusia justru malah terbalik. Peristiwa pertama teramat sangat berat bisa dibilang tidak ada yang namanya penghiburan, kemudian peristiwa kedua disaat saya kembali sedang dibentuk mengenal Tuhan malah diberi hajaran. Peristiwa ketiga adalah sebuah kisah sedih namun saya percaya ada rencana kisah indah yang Tuhan nyatakan dalam hidup keluarga saya melalui diangkatnya anak saya, peristiwa drama dimana Dia merencanakan semuanya dimana Tuhan nyatakan cinta-Nya bagi anak saya dan bagi keluarga saya. Nah itulah yang saya rasakan bahwa apa yang diajarkan Kristus "Dibumi Seperti Disurga" menjadi nyata dalam kehidupan saya. Adalah sebuah proses panjang untuk menghadirkan kerajaan sorga dalam hati dan sering kali disertai rasa sakit dalam hati maupun kekecewaan. Semua hal dijinkan Tuhan untuk membentuk orang-orang yang dikasihi-Nya untuk senantiasa dapat bersyukur atas apa yang dialami.
Ketika ketidak-adilan atau kejahatan terjadi dalam hidup kita dan bukan karena ulah dosa kita maka mari belajar untuk menikmati, bukankah dunia memang penuh dengan ketidak-adilan dan segala kejahatan. Sebuah pertanyaan jika malah kita bisa hidup nikmat secara manusia tanpa pernah mengalami kesakitan, Apakah kita serupa dengan dunia?
Salam Dalam Kasih
0 comments:
Posting Komentar